"Mau jadi orang suntuk? Mudah saja.. Ada tiga ciri khas yang menempel pada orang suntuk. Orang suntuk ialah orang yang menyesali masa lalu, tidak mensyukuri masa kini, dan khawatir akan masa depan."
Ya, kalimat-kalimat dari khotbah ibadah youth di atas masih terus terngiang-ngiang di kepalaku. Sadar atau tidak, terkadang diri kita sendirilah yang seringkali membuat kita menjadi suntuk. Aku kembali teringat beberapa bulan yang lalu aku sempat mengalami masa-masa suntuk dalam hidupku. Aku sadar bahwa kesalahan terletak pada diriku sendiri, ketika hubungan pribadiku dengan Tuhan tidak terjaga dengan baik, maka akan sangat mudah bagiku untuk merasa suntuk. Awalnya mungkin kita merasa biasa-biasa saja. Namun, jika hal ini tidak segera diperbaiki dan kita terus membiarkan relasi kita dengan Tuhan menurun kualitasnya, maka hal ini akan menjadi bumerang bagi diri kita sendiri.
Guys, jaga hpdT itu pentiiiing banget lhoo.. bukan hanya dari segi kuantitas aja, tapi yang lebih utama yakni kualitas hubungan kita denganNya. Kalo perhatian kita hanya pada kuantitas (intensitas) saja, maka cepat atau lambat hubungan kita dengan Tuhan akan terasa kering dan lama-lama hal ini bisa menjadi sekadar rutinitas saja bagi kita. Sungguh berbahaya jika kondisi ini kita pertahankan terus!
Say NO to SUNTUK!!
Ayo kita refleksiin ke diri kita masing-masing..
Pertama, adakah kita menyesali masa lalu? Aku yakin setiap kita pasti pernah mengalami masa-masa dimana Tuhan mengizinkan kita untuk berhadapan dengan masalah/persoalan, kekecewaan, kesakitan, dll. Mungkin ada hal-hal yang tidak kita harapkan terjadi dalam kehidupan kita, atau sebaliknya, hal-hal yang kita harapkan tidak terjadi. Hal ini bisa membuat kita menjadi tawar hati atau menyimpan penyesalan, sakit hati, dlsb. Untuk mengatasinya, pertama-tama kita harus berani mengubah cara pandang kita. Ketika kita menggunakan sudut pandang manusia yang terbatas dalam menghadapi persoalan maka akan sangat mudah bagi kita untuk merasa kecewa. Namun jika kita melihatnya dengan sudut pandang Allah yang tidak terbatas maka kita akan mampu melihat semua jawaban atas persoalan itu Tuhan berikan dalam hati kita. Bahkan ketika kita belum mengetahuinya pun, kita pasti akan tetap percaya bahwa Tuhan punya rencana yang indah di balik setiap perkara yang Ia izinkan terjadi dalam hidup kita. Memang bukanlah hal mudah untuk melihat segala sesuatu dengan kacamata Tuhan, kita memerlukan pimpinan Roh Kudus untuk memampukan kita. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati kita harus datang padaNya dan menyerahkan hidup kita secara utuh kepada Tuhan, karena Dialah Allah yang berkuasa dan berdaulat. Ketika kita melihat segala sesuatunya dari sudut pandang Allah, maka kita akan mendapati bahwa Ia memiliki waktu dan caraNya sendiri yang seringkali berbeda dari waktu dan cara kita (manusia) dan bahwa Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya (Pengkhotbah 3:11).
Kedua, apakah kita telah mensyukuri masa kini? Mengingat kebaikan Tuhan merupakan kunci utama agar kita memiliki hati yang senantiasa bersyukur dan berterima kasih. Guys, setiap kita pasti pernah mengalami pertolongan Tuhan. Pernahkah kita mengingatnya kembali? Manusia seringkali melupakan hal-hal baik dalam hidupnya dan justru selalu mengingat hal-hal buruk yang menimpanya. Sikap tidak tahu berterima kasih ini merupakan ciri khas manusia-manusia di akhir zaman. Sebagai murid-murid Kristus yang telah Ia tebus dengan darahNya yang mahal sudah selayaknya bagi kita untuk senantiasa menaikkan ungkapan syukur kita kepadaNya. Hal terbesar yang Tuhan anugerahkan bagi kita yakni keselamatan dalam Yesus Kristus merupakan harta terbesar yang harus senantiasa kita ingat dan syukuri. Guys, kita yang dahulu merupakan budak dosa dan buta akan kebenaran, oleh kasihNya yang besar kini telah menjadi anakNya dan mengenal kebenaran sejati (Yesus Kristus) dalam hidup kita. Aku benar-benar bersyukur pada Tuhan setiap kali aku merenungkan hal ini. Kalau aku boleh ada sebagaimana aku ada sekarang, mengenal pribadi Allah melalui Yesus, menikmati setiap moment bersamaNya baik itu suka maupun duka, sungguh ga bisa diungkapkan dengan kata-kata lagi rasanya, air mata yang keluar dari hati yang melimpah dengan syukur, ya, inilah luapan emosi yang sering aku alami ketika aku merasakan jamahan kasihNya yang luar biasa. Mari kita senantiasa bersyukur padaNya, apapun dan bagaimanapun kondisi kita.
Ketiga, apakah kita merasa khawatir akan masa depan? Ada begitu banyak hal yang tidak pasti di depan kita, sebagai manusia wajar kalau terkadang kita merasa takut. Namun yang perlu dihindari ialah memelihara kekuatiran itu di dalam hati kita. Memelihara kekuatiran dalam hati memperlihatkan kegagalan kita dalam mempercayai Tuhan dengan segenap hati. Guys, kalo kita sudah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi kita maka kita percaya bahwa hidup kita adalah milikNya dan Ialah yang akan menuntun jalan hidup kita. Kalo untuk kekekalan saja Tuhan sanggup menyelamatkan dan menjamin hidup kita, apalagi untuk hidup kita yang sementara di bumi ini. Tuhan tahu dengan jelas akan masa depan kita, dan Ia telah menyediakan yang terbaik bagi kita. Penyerahan total, ya, itulah yang Ia minta dari kita. Mari kita terus mengandalkan Dia dalam setiap aspek kehidupan kita baik di masa kini maupun untuk masa depan. Serahkan segala kebimbangan, kekuatiran, dan semua pilihan-pilihan yang ada ke dalam tanganNya. Ia yang paling tahu apa kebutuhan kita jauh melebihi siapa pun, bahkan diri kita sendiri. Ia akan memberikan yang terbaik kepada orang-orang yang menyerahkan pilihan kepadaNya. Libatkan Tuhan dalam setiap keputusan yang kita ambil, Dialah pihak pertama yang harus kita hampiri. Terakhir, percayalah bahwa pengharapan di dalam Tuhan tidak akan pernah mengecewakan!
Semangaatt teman2! :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar